Kamis, 10 Juni 2010

TUNING YAMAHA JUPITER Z DRAG 115 CC

Alhamdulillah…

Ada bos dari Kupang nih yang bergabung dengan kita :) Datang dengan sebongkah harapan dan cita-cita hehehhe opo ae :)

Dia berkeinginan untuk turun kejuaraan resmi drag race, bukan liar, nah… setuju saya ini!! kalau dalam istilah bahasa inggrisnya : Manteb Rek! wkwkwk… Tapi… dilihat-lihat body mu kok gede mas, walahhh… diatas 60kg ternyata. Lha lawannya nanti lho cuma dibawah 40 kg T_T , menangis… ke depan butuh pembalap yang lebih sip nih.

Lanjut ke masalah budget? Mr. R bilang budget bukan masalah. W.O.W alias WOW, Hiii… jan pede tenan bocah siji kuwi. Terus saya ajukan proposal modifikasi, do’i setuju. Dia nyanggupin buat beli magnet racing YZ, kalau ngga ya beli pengapian racing full set punya Daytona seharga 5jt an itu… Stress. Tapi mboh kapan… T_T sudah gak sabar nih pengen liat, omongannya beneran apa ngga… udah keburu mimpi basah megang magnet racing -lebay- :D

Karena dia lebih suka balapannya daripada menikmati proses bikin mesin kencang, maka kami langsung tancap gas menuju rumah guru kami, om Sofyan tuner tim drag DDS SPEED, yang pernah membawa Yoga naik podium dengna motor Vega. Orangnya sangat low profile, ramah banget dan terbuka, meski sudah pernah bikin motor juara drag, kita sebagai murid harus semangat belajar… belajar… belajar… trus ngalahin gurunya suatu saat hehehehhe :) akhirnya kita diberi ilmu-ilmu dan virus-virus ke otak kami untuk mengutak-atik mesin… Rasio kompresi kudu dipatok 13.5 : 1 aja jangan tinggi-tinggi. Ukuran deck clearance sekian, bentuk piston sekian, porting segini, CDI nanti pakai ini, potong rangka dan memajukan arm roda, merubah posisi suspensi belakang akan mengurangi waktu sekian second, rotor magnet sisakan rotornya saja, magnetnya cabut. Langsung catet-catet kaya wartawan, bahkan ilmu 2 tak juga dikasih tambahan dan masukan, F1ZR 116cc standard aja bisa tembus 8 detikan untuk 201meter!!! Yawes pak guru, kita pamit nanti lama-lama gak enak, sawangane… Kopi ama rokok juga udah habis hehehe…

Pertama yang ditentukan adalah adalah kapasitas mesin 115 cc, dimasukkan ke rumus 115 = 0.785 x 5.4 x D^2 , maka didapat ukuran piston yang pas adalah 52mm. Maka kita hunting piston FIM BRT ukuran 52mm untuk menghajar ruang bakar dengan kompresi tinggi. Desain kubah ruang bakar kita modifikasi dengan konfigurasi klep Daytona Racing 27/23 dengan jarak 3.5mm, kalau dihitung-hitung itu sudah melebihi patokan kami biasanya, dengan klep inlet 27 piston 52 maka rasionya 52%, lumayan lah… Porting inlet kita desain bergeser, tapi gak perlulah dibikin yang kaya dimajalah-majalah itu, bikin badan sakit, pikiran pusing, habis duit banyak, head cylinder jadi jelek dilihatnya, gak bisa nyamar gitu, hasil power juga cuma sama kaya pake CDI racing… capeeee de… :)

Ukuran lubang inlet direamer untuk menggapai puncak power di 12.000 RPM, maka dimasukin rumus, coret sana-coret sini, ketemu … mm hahahhahahahah :) itung dewe rek, wong rumus dah banyak ada gitu… Karburator kita pasok pakai PE28mm baru gress dari thailand yang rencana kita reamer ke 30mm hekekekeke… sadis! Intake pake merk SND, Pir Klep Made in Jepang, Rocker Arm pakai punya vega lama, gir timing pakai vega lama, pir kopling Smash Racing, kampas kopling Suzuki FR80 jepang, balancer 800gram, CLOSE RATIO gearbox, 13/36 – std – std – 20/22

Hufff… namanya ber-ikhtiar sampe bearing-bearing mesin pakai yang C3 SKF semua, supaya reduksi tenaga akibat gesekan resiprokal diminimalisir. Sekarang baru bisa bikin foto-foto seadanya nanti saja kalo proses perakitan kita bahas lagi…

Tetap sehat tetap semangat biar bisa modifikasi mesin kencang setiap hari

Gas Poll…!!!!


inlet porting full race

inlet porting full race

Cylinder Head disiapkan

Cylinder Head disiapkan

Kohar Mio




Blok Bore Up Mio
Alhamdulillah,

Wanita memang ngga mau ketinggalan, dan pabrikan yamaha motor Indonesia sudah mengantisipasinya. Dengan menurunkan tunggangan bernama MIOBI, Halah… kok malah nyerempet2 kesitu… Nganu, maksud saya motor yamaha Mio memang diluncurkan untuk menanggapi era modernisasi, dan bagi orang-orang yang modis, dinamis dan mobilitas tinggi tapi anti repot. Dengan slogan yang sering dibanggakan pemakainya ” HARI GENEEE MASIH OPER GIGI?!” menyentil keras pengguna motor-motor “kuno” di jalanan. Tapi pengguna motor bebek pun bisa dengan mudah mencela pemakai motor matic, apalagi yang sudah kena korek harian didalam mesinnya oleh RAT Motorsport, ehm.. ehm.. Beettzzz langsung diangkat-angkat, wheelie di gigi 1 , masuk 2 , njemping, masuk 3 nyentak! bujubuneg… Kesetanan saking tidak mau dihina.

Penyemplak matic satu ini pun tak mau kalah, maka dibawalah Yamaha Mio ke Graha Dukun Motor RAT SPEED untuk di carikan ajimat sakti buat motornya

pasien : “mbah, niki spedah kulo wegah mlayu pripun nggih penake…?” (mbah, ini motor saya tidak mau lari gimana solusinya? -red)

si-mbah : “uhuk… uhuk.. nek spedahmu iso ngadeg banjur trus mlayu opo ora medeni uwong2?” (kalau motormu bisa berdiri terus berlari apa orang-orang tidak pada takut semua?” -red)

pasien : GUBRAKK!!! “maksud kulo, i want my mio can run fast like a comet!”

si-mbah : MLONGO -ngomong opo bocah kui-

terpaksa kita potong pembicaraan antara si-Mbah dan pasien karena percakapannya bakal lama, gak nyambung-nyambung… hehehhe. “Dana tidak masalah, yang penting motor ngibrit mbah., ” begitu pesannya. “Kalau mau ngabuburit nanti agak sorean saja…” jawab si mbah ngga nyambung lagi. Pusing-pusing wis pokoknya motor ditinggal, sang pasien menyerahkan, kunci kontak, stnk, dan segepok uang tunai untuk memberi suntikan tenaga baru pada motor matic kecintaannya. Si mbah yang melihat duit langsung kembali perkasa layaknya waktu muda, “Allrite beibeh, im gonna pimp your ride” jawab si mbah semangat. Oalah, wong gendeng!

Setelah sang empu pergi, si mbah pun baru sadar, namanya dukun, dikasih duit banyak malah ngelu (pusing- red) diapakno iki…

Distarterlah vespa si Mbah untuk pergi ke Mall, belanja-belanja, shoping je.. Tapi yang ini Mall untuk motor, belanja part racing dan performa untuk Yamaha Mio. Barang-barang import dari Thailand semua diborong.. Baru kali ini simbah berlagak jadi borju, hehehe… tunjuk sana-tunjuk sini. Biasanya cuma bisa ngiler kalau di etalase speed shop :)

Mesin dibongkar, kerja utama adalah memperbaiki torsi mesin. Karena motor matic bekerja utamanya memanfaatkan daya sentrifugal , maka untuk menciptakan lontaran yang kuat pada kruk as, perlu disokong oleh piston besar dan kompresi padat. Tidak tanggung-tanggung, piston honda CS-1 yang baru di launching oleh Honda langsung dibenamkan di dalam silinder blok Mio. Kapasitas sekarang melonjak drastis jadi diatas 150 centimeter cubic. Dengan kontur piston agak jenong dijamin mampu melesakkan bahan bakar berdentum di ruang bakar. Ditambah lagi papasan pada pantat blok sebanyak 1.5 mm. Ngeri…

Porting Head by RAT :: PASTI PAS!

kop racing mio

Pasokan udara/bahan-bakar perlu ditambah untuk mensuplai kapasitas baru di dalam silinder, oleh karenanya lubang pemasukan- dan pembuangan di head cylinder tak luput oleh pisau tuner digital terbaru milik mbah RAT. Dihitung melalui RPM yang dimau, dikalikan panjang langkah, dibagi konstanta, dikalikan kuadran diameter porting berbanding diameter piston maka ditemukan puncak tenaga yang pas di 7.500 RPM. Torsi puncak di kisaran 5.000 RPM. Tapi oleh pir cvt pada putaran 1.500 RPM tenaga mesin sudah dibuka sepenuhnya.

Tak ubahnya noken as, perangkat pengatur buka-tutup katub ini kena modifikasi di bagian pantat noken as digrinding antara durasi 0.15mm sebanyak 1.72mm inlet dan 1.55mm outlet. Profil noken as yang lebih tinggi pada bubungan masuk memang disengaja untuk mengail tenaga pada bottom to mid power band, bagaikan karakter motorcross apalagi dipadu dengan roller 10 gram. Karena mio memang tidak bermain hingga belasan ribu RPM.

Grinding cam mio

Suplai bahan bakar diserahkan oleh KEIHIN PE 28mm yang sudah direamer habis untuk menghisap lebih banyak udara dan mensalurkan lebih banyak kabut bahan-bakar kedalam silinder. Karburator PE28 ini direamer bulat utuh di bagian belakang untuk meredam agar tidak mudah wheelie saat pertama kali motor dijalankan.Venturi yang diperbesar dimaksudkan untuk memberi nafas extra pada motor matic ini agar putaran atas terus berisi, untuk mengimbangi karakter cam yang mengumbar akselerasi. CDI untuk membuka putaran mesin dipercayakan buatan dari om Tomy Huang.

PE 28 mm full reamer

Untuk mengimbangi torsi liar yang kini dihasilkan, masih perlu bantuan penyalur daya dari KAWAHARA didaulat untuk mengatur perbandingan tenaga dari mesin ke Roda. Jadi untuk akselerasi awal motor tidak terlalu wheelie dan sampai boss berkata, “ini baru namanya MODIFIKASI!”. Mantab!

Final Gir Kawahara

Tetap Sehat- Tetap Semangat Biar Bisa Modifikasi Mesin Tiap Hari!

Intip Jeroan Yamaha Xeon

Lebih dari Mio

4682jeroanxeon1.jpgKini, tiba giliran membelah lebih jauh jeroan Yamaha Xeon. Yup, skubek terbaru pabrikan Garputala yang punya kapasitas mesin 125 cc. Terlebih Em-Plus punya kesempatan lebih untuk mempelajari 'jeroan' Xeon.

Kiranya, apa saja sih part yang mendukung skubek dengan tampilan sporty itu. Apalagi, jika dibedakan dengan skubek versi sebelumnya. Misalnya, Yamaha Mio atau Mio Soul.

Mulai dari bagian CVT dulu ya! Perbedaan paling mencolok, terlihat dari roller. Yamaha Xeon yang punya v-belt lebih tebal dan panjang ketimbang Mio, seakan mengadopsi big puli dan tentunya big roller. Boleh dikatakan, roller Xeon mirip dengan milik Yamaha Fino.

Untuk diameter luar roller Xeon, sekitar 20 mm. Sedang Mio hanya 15 mm. Tuh, tentunya lebih besar kan. Tapi biarpun diameter roller lebih besar punya Xeon, berat yang diaplikasi keduanya boleh dikatakan hampir sama.4683jeroanxeon2.jpg

Roller Mio, punya berat 10,5 gram. Xeon yang bentuknya lebih besar, malah hanya 10 gram. Bisa begitu, karena roller Xeon punya diameter dalam yang lebih besar ketimbang Mio. Xeon 12 mm, Mio hanya 5 mm. Makanya, meski besar tapi terlihat tipis.

Dari roller, kini sedikit beralih ke bagian kampas kopling. Taunya, kampas kopling yang diaplikasi Xeon juga lebih besar ketimbang punya Mio lho. Perbedaanya juga turut mencolok.

Kampas Xeon punya panjang kampas sekitar 6,1 cm. Beda dengan Mio yang lebih pendek. Yaitu, 4,5 cm. Sedang lebar kampasnya sendiri, memang tidak terlalu signifikan. Selisihnya hanya 0,2 cm. Tapi tetap panjang Xeon yang total ukurannya 2,2 cm.

Lalu, tebal kampas dari sepatunya, juga selisih 0,1 cm. Jika tebal Xeon 0,4 cm, maka Mio hanya 0,3 cm. Tebalnya kampas ini juga berpengaruh pada mangkuk kopling alias house sentrifugal.

4684jeroanxeon3.jpgSelisih diameter mangkuk keduanya, terpaut 8 mm. Xeon punya diameter 120 mm, sedang Mio main di 112 mm. Dengan perbedaan kopling sentrifugal yang lebih besar ketimbang Mio ini, tentunya power yang dihasilkan Xeon bisa disalurkan sempurna ke roda belakang.

Malah, dari hasil pengetesan Yamaha sendiri, Xeon bisa lari 0,5 detik lebih cepat ketimbang kompetitornya tuh. Panjang per CVT Xeon juga lebih ketimbang Mio. Jika Mio hanya 74,3 mm, Xeon pun 106,8 mm.

Oh ya, tambah panjang berarti sedikit lebih keras dong. Maklum, kan power yang dihasilkan Xeon sekitar 10,94 hp. Pastinya, butuh per yang tidak terlalu lembut agar tenaga enggak selip.

Sedikit bicara soal filter udara. Yamaha Xeon mengaplikasi saringan udara tipe viscous element. Ya, saringan udara kertas yang dilapisi minyak untuk menangkap debu dan kotoran.

Pemakaian filter udara seperti ini, membuat langkah perawatan jadi semakin lebih mudah. Sebab, saringan ini memang tidak perlu dibersihkan layaknya saringan model busa. Tapi, cukup lakukan penggantian setiap 15.000 km.

Masih seputar sistem bahan bakar. Tali gas yang diaplikasi di Xeon juga terdapat dua kabel untuk membuka skep vakum karbu Mikuni BS26. Tujuannya, untuk memperingan kinerja bukaan skep dengan pelintiran ringan dari grip gas.

Ada perbedaan lain antara Yamaha Xeon dengan Mio. Yaitu, soal tempat peletakan aki yang akhirnya bikin bagasi lebih luas. Aki, tak lagi di bawah jok, melainkan ada di belakang cover bodi depan.

Kondisi ini, membuat bagasi Xeon pelepunya volume sekitar 12,8 liter. Itu artinya, jelas lebih besar dong ketimbang Mio ataupun Mio Soul.

Ada hal lain lagi yang menarik. Kini, di bawah dek kaki pengendara, Xeon menempatkan tabung reservoir buat radiator alias coolant. Tapi, kondisi ini mengharuskan pengendara untuk hati-hati ketika melintas polisi tidur. Apalagi yang tinggi. Meski dilindungi cover dek bawah, kemungkinan tabung reservoir terkena juga tetap lebih besar.

Mantapnya, sobat enggak perlu repot untuk melihat ketersediaan coolant yang ada di tabung. Sebab, kondisi cairan di tabung bisa dipantau dengan mudah melalui lubang yang disediakan di dek bawah. Yup, tinggal intip di mana posisi coolant berada. Di level Low (L) atau di level indikator Full (F)?.

Terakhir untuk sobat yang suka dengan akselerasi! Mantapnya, Xeon masih memungkinkan untuk dilakukan bore up. Meski ganti liner. Itu karena ketika Em-Plus ukur liner boring standar, memang masih memungkinkan untuk dijejali piston diameter 57 mm.

Yup! Dengan piston standarnya Xeon yang 52,4 mm itu, liner tersisa masih sekitar 6 mm. Itu artinya, ketika dijejali piston 57 pun, masih tersisa sekitar 1,4 mm. Ya, dengan piston itu, posisi water jacket alias dinding sirkulasi cairan pendingin di blok tidak tersentuh.

“Sisa liner 1,4 mm masih tergolong aman untuk dipakai. Rasanya tidak jadi masalah untuk bore up,” bilang Mariasan Kocek, Mekanik JP Racing yang gape seting skubek buat balap dan korek harian.

Apalagi, Xeon juga sedikit lebih canggih ketimbang Mio. Yup! Sistem pendinginan mesin kan aplikasi radiator, sehingga pendinginan lebih maksimal. Berbeda dengan pendinginan udara.

Dengan hitungan stroke yang masih sama dengan Yamaha Mio atau Mio Soul (57,9 mm), maka dengan bore up piston 57 mm kapasitas engine tembus di angka 147,9 cc. Dibulatkan jadi 148 cc atau 150 cc.

Dengan kombinasi stroke dan langkah ini, tentunya bisa bikin power mesin merata dari bawah hingga atas. Asli! Kan hampir square tuh!

Bagaimana, tertarik?

Kohar Jupiter

Aplikasi korek mesin bukan hanya berujung pada penggunaan motor di lintasan balap a.k.a Circuit, juga ga harus bikin motor wajib ngandang di bengkel mulu karena emang udah ga bisa dipake harian, dan terus menerus di riset untuk perkembangan dan maintenance. Yang satu ini korek mesin untuk Jupiter Z dipake ngampus oleh sang empunya.

Pinky Jupie...

Korek harian bisa saja dibatasi oleh rasio kompresi dan bahan-bakar yang akan dipakai, karena pilihan di pompa bensin cuma ada premium untuk kompresi 9 : 1 hingga pertamax plus yang kuat menahan kompresi 11:1, tapi untuk part lain bebas dan tidak ada aturan mau seberapa ekstreme hehehehee…

Piston KAZE

Seperti yamaha jupiter z yang satu ini, modif pertama yang disasar adalah meningkatkan kapasitas mesin dari 110cc menjadi 129cc yang ditempuh dengan cara menebus piston Kawasaki Kaze oversize 1.75. Agar masih dapat digunakan sehari-hari maka liner bawaan pabrik pun dilengserkan dan diganti dengan boring milik Kawasaki Kaze, hanya saja panjangnya perlu disesuaikan dengan milik Jupiter Z.

Kelar menata rasio kompresi, maka selanjutnya menyasar pada diameter porting intake yang reamer sebesar 22mm agar mampu diajak berlari penuh tenaga di putaran mesin 10,000 RPM. Noken As pun tak luput menjadi sasaran modifikasi, dijadikanlah noken as racing jupiter z dengan durasi ditentukan 282 derajat dengan lift 8.1mm untuk intake dan 7.9mm untuk exhaust.

Noken As papasan

Knalpot menebus punya bang Asep Hendro dari AHRS Factory tipe lama, CDI cukup mengandalkan CDI Digital Varro. Sebagai pengunci ubahan modifikasi dipilihlah karburator KOSO 28mm untuk mendampingi keseharian kuliah. Kalau diselah, duh bunyinya bikin ribut satu kampung huekkehheueukeek… :)

Knalpot Asep euuyyy..

Sebagai pendukung penampilan cover body dilengserkan dan diganti labur warna pink -kesannya Gay banget ya hehehehheh sorry bro no offense- katanya biar keliatan centil motornya tapi begitu di gas Garang! Yaaahhh… mirip si Susy yang imut dan centil tapi kalo lagi marah bisa jadi Susilo! Huakakakakakak

Pokoknya tetap sehat tetap semangat biar bisa Gas Polll…!!!

Spesifikasi teknis :

- Porting inlet 22 mm

- Porting exhaust 20mm

- Piston Kawasaki Kaze

- Klep inlet dan exhaust Honda Legenda

- Camshaft Vega papasan

- Rocker arm Vega Lama

- Pir Klep Suzuki Shogun

- Knalpot AHRS dimodif ulang

- Kampas kopling Honda Grand

- Pir kopling Yamaha RX-King.

Yamaha launching matic baru ( Yamaha Xeon )

Yamaha Xeon



Kehadiran produk skuter otomatik terbaru Yamaha, Xeon, di Indonesia tampaknya tak akan lama lagi. Pihak Yamaha Indonesia berencana bahwa proses produksi dimulai akhir bulan ini dan akan dijual pada awal Mei mendatang.

Dari informasi yang diperoleh Kompas.com, skutik terbaru produsen berlambang garpu tala ini akan mulai dikenalkan terlebih dahulu ke pihak media. "Akhir bulan ini, pihak media akan diundang untuk mencoba produk terbaru, dan peluncuran baru akan direncanakan awal bulan depan," ujar sumber di PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) kepada Kompas.com, Kamis (8/4/2010).

Mengacu data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), total penjualan semua model skutik Yamaha per bulan berada pada kisaran 120.000 unit per bulan. Dengan adanya produk baru, sumber tersebut mengatakan bahwa target kemudian akan ditingkatkan menjadi 150.000 unit per bulan.

Seperti diketahui, persiapan produksi sudah dilakukan oleh pihak PT Yamaha Motor Manufacturing Indonesia (YMMI) dengan izin produksi tipe 44D bernama Xeon tertanggal 19 Maret 2010. Dari penelusuran Kompas.com, Xeon adalah produk skuter matik terbaru Yamaha berkapasitas 125 cc. Kompas.com pun pernah menangkap kamera produk terbaru Yamaha ini saat sedang dites di jalan.

Di Thailand, skutik ini dinamai Mio 125 dan baru saja diluncurkan awal tahun ini dengan dengan dapur pacu 124 cc, 4 tak SOHC, dilengkapi sistem pendingin air. Bahkan pada saat peluncuran, duo pebalap andalan Yamaha di MotoGP, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo, berhasil diboyong ke Negeri Gajah Putih tersebut.

Dengan demikian, Xeon akan menempati strata tertinggi model skutik Yamaha di atas Mio dan Mio Soul.

Spesifikasi yamaha xeon 125

Mesin
Jenis 4 Langkah, SOHC, Berpendingin Cairan
Valume Silinder 124 cc
Jumlah / Posisi Silinder Cylinder Tunggal / Mendatar
Diameter x Langkah 52,4 x 57,9 mm
Perbandingan Kompresi 10,9 : 1
Pelumasan Basah
Sistem Bahan Bakar MIKUNI BS 26 x 1
Sistem Pengapian DC C.D.I
Battery 12V, 3.5Ah / YTZ5S
Busi C6HSA (NGK) / U20FS-U (DENSO)
Sistem Starter Electric & Kick Starter
Kapasitas Tangki 4,1 Liter
Kapasitas Oli Mesin Total 0,9 Liter
Berkala 0,8 Liter
Transmisi CVT Otomatis
Tipe Kopling Kering, Kopling Sentrifugal
Daya Maksimum 8,05 kW / 8500 rpm
Torsi Maksimum 10,1 Nm / 7000 rpm
Rangka
Tipe Pipa Baja
Suspensi Depan Teleskopik
Suspensi Belakang Lengan Ayun, Suspensi Tunggal
Rem Depan Cakram
Rem Belakang Tromol
Ukuran Roda Depan 70 / 90 – 14M/C 34P
Ukuran Roda Belakang 80 / 90 – 14M/C 40P
Dimensi
Panjang 1850 mm
Lebar 685 mm
Tinggi 1060 mm
Tinggi Tempat Duduk 750 mm
Jarak Sumbu Roda 1250 mm
Jarak Terendah Ke Tanah 125 mm
Berat Isi 103 kg

DiASil Cylinder
Tipe cylinder ini memiliki daya tahan yang kuat terhadap aus/gesekan serta sangat mudah dalam melepas panas sehingga umur pakainya menjadi lebih lama (awet)

Liquid Cooled
Untuk menjaga kondisi temperatur mesin agar tetap stabil terutama pada kondisi jalan yang macet ataupun untuk pengendaraan jarak jauh

Forged Piston
Memiliki daya tahan yang sangat kuat terhadap aus/gesekan dan berat yang lebih ringan sehingga menjadikan piston ini memiliki umur pakai yang lebih panjang

Throttle Position Sensor
Karburator yang dilengkapi dengan TPS untuk menghasilkan waktu pengapian yang ideal sehingga menghasilkan pembakaran lebih sempurna, dan konsumsi bahan bakar menjadi lebih efisien Auto choke memudahkan konsumen saat menghidupkan mesin dalam kondisi dingin.

Ergonomic Seat Design
Kapasitas bagasi yang luas sehingga mampu menyimpan lebih banyak barang, termasuk helm half face